Widget HTML Atas

tentang stigma

PUISI: CERITA CAFETARIA LAWU


 Kala itu,

Disebuah kafetaria lawu

Rintik hujan,dingin dan seberapa kuat kabut

Menghadang pandang kala menatap ribuan kedip lampu

lampu kuning menafsirkan damai atas nama rindu.

Ruang waktu.

perlahan mempercepat dirinya.

Dua kakak beradik masih mencoba berada dalam titik jumpa.

Senja, masih tertutup kabut yang berkirian seenaknya 

entah kemana,

sound cafe itu pun menyala secara tiba - tiba 

Dengan petikan dan runtukan tanya?

Lagu mengalir merdu menusuk jiwa

"Apakah ini tanda terakhir kita untuk mengakhiri temu?"

orang kafe datang dan memecah lamunanku dan bersabda,

"inikah yang kau tunggu?"

Saya mengingat itu, masih benar benarrindu pertemuan kita.

Perlahan terlihat dan menghilang dalam sekejap

Sepertimu.

Dialog senja dan kita melahirkan sendu


2 komentar untuk "PUISI: CERITA CAFETARIA LAWU"

Posting Komentar